1.
Pengertian Penalaran
Penalaran adalah
proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah
konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan
terbentuk proposisi-proposisi yang sejenis,
berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang
menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses
inilah yang disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan
dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens)
dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).
2.
Ciri-ciri
Penalaran
Berikut ini merupakan ciri-ciri dari penalaran:
·
Adanya suatu pola berpikir yang secara luas dapat
disebut logika (penalaran
merupakan suatu proses berpikir logis).
merupakan suatu proses berpikir logis).
·
Sifat analitik
dari proses berpikir. Analisis pada hakikatnya merupakan suatu
kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu. Perasaan intuisi
merupakan cara berpikir secara analitik.
kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu. Perasaan intuisi
merupakan cara berpikir secara analitik.
Dan secara detail penalaran mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut:
·
Logis : suatu penalaran harus memenuhi unsur logis,
artinya pemikiran yang
ditimbang secara objektif dan didasarkan pada data yang sahih.
ditimbang secara objektif dan didasarkan pada data yang sahih.
·
Analitis : berarti bahwa kegiatan penalaran tidak terlepas
dari daya imajinatif
seseorang dalam merangkai, menyusun atau menghubungkan
petunjuk-petunjuk akal pikirannya ke dalam suatu pola tertentu.
seseorang dalam merangkai, menyusun atau menghubungkan
petunjuk-petunjuk akal pikirannya ke dalam suatu pola tertentu.
·
Rasional : apa yang sedang di nalar merupakan suatu fakta
atau kenyataan yang
memang dapat dipikirkan secara mendalam.
memang dapat dipikirkan secara mendalam.
3.
Tahap-tahap
Penalaran
Menurut John Dewey, proses penalaran manusia
dilakukan melalui beberapa tahap berikut:
·
Timbul rasa
sulit, baik dalam bentuk adaptasi terhadap alat, sulit mengenal sifat,
ataupun dalam menerangkan hal-hal yang muncul secara tiba-tiba.
ataupun dalam menerangkan hal-hal yang muncul secara tiba-tiba.
·
Kemudian rasa
sulit tersebut diberi definisi dalam bentuk permasalahan.
·
Timbul suatu kemungkinan pemecahan yang berupa
reka-reka, hipotesis,
inferensi atau teori.
inferensi atau teori.
·
Ide-ide pemecahan diuraikan secara rasional melalui
pembentukan implikasi
dengan cara mengumpulkan bukti-bukti (data).
dengan cara mengumpulkan bukti-bukti (data).
·
Menguatkan
pembuktian tentang ide-ide tersebut dan menyimpulkan melalui
keterangan-keterangan ataupun percobaan-percobaan.
keterangan-keterangan ataupun percobaan-percobaan.
4. Konsep dan
simbol dalam penalaran
Penalaran juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran
berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan akan berupa argumen.
Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol
berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan
adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol
berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis.
Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia
adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran
tanpa proposisi. Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian perluasannya
akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan sebagai premis
bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan
proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian.
5.
Syarat-syarat
kebenaran dalam penalaran
Jika seseorang
melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam
menalar dapat dipenuhi.
·
Suatu penalaran bertolak
dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang
akan
sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
· Dalam penalaran,
pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis.
Jadi semua premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang
benar secara formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki
bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat
sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis
tepat.
Jadi semua premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang
benar secara formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki
bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat
sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis
tepat.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar