Rabu, 16 Maret 2016

Penalaran

1.      Pengertian Penalaran

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi-proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).

2.      Ciri-ciri Penalaran

Berikut ini merupakan ciri-ciri dari penalaran:

            ·         Adanya suatu pola berpikir yang secara luas dapat disebut logika (penalaran
                  merupakan suatu proses berpikir logis).
            ·         Sifat analitik dari proses berpikir. Analisis pada hakikatnya merupakan suatu
                  kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu. Perasaan intuisi
                  merupakan cara berpikir secara analitik.

Dan secara detail penalaran mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
             ·         Logis : suatu penalaran harus memenuhi unsur logis, artinya pemikiran yang
                               ditimbang secara objektif dan didasarkan pada data yang sahih.
             ·         Analitis : berarti bahwa kegiatan penalaran tidak terlepas dari daya imajinatif
                                   seseorang dalam merangkai, menyusun atau menghubungkan
                                   petunjuk-petunjuk akal pikirannya ke dalam suatu pola tertentu.
             ·         Rasional : apa yang sedang di nalar merupakan suatu fakta atau kenyataan yang
                                     memang dapat dipikirkan secara mendalam.

3.      Tahap-tahap Penalaran

Menurut John Dewey, proses penalaran manusia dilakukan melalui beberapa tahap berikut:           
            ·         Timbul rasa sulit, baik dalam bentuk adaptasi terhadap alat, sulit mengenal sifat,
                   ataupun dalam menerangkan hal-hal yang muncul secara tiba-tiba.
            ·         Kemudian rasa sulit tersebut diberi definisi dalam bentuk permasalahan.
            ·         Timbul suatu kemungkinan pemecahan yang berupa reka-reka, hipotesis,
                   inferensi atau teori.
            ·         Ide-ide pemecahan diuraikan secara rasional melalui pembentukan implikasi
                  dengan cara mengumpulkan bukti-bukti (data).
            ·         Menguatkan pembuktian tentang ide-ide tersebut dan menyimpulkan melalui
                   keterangan-keterangan ataupun percobaan-percobaan.

4.      Konsep dan simbol dalam penalaran

Penalaran juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan akan berupa argumen.
Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis.
Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian.

5.      Syarat-syarat kebenaran dalam penalaran

Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi.
            ·         Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan
                  sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
            ·         Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis.
                  Jadi semua premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang
                  benar secara formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki
                  bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat
                  sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis
                  tepat.


Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar