Rabu, 09 November 2016
Selasa, 04 Oktober 2016
Sabtu, 01 Oktober 2016
Selasa, 31 Mei 2016
Membuat Outline (Kerangka Karangan)
Kerangka atau outline adalah
suatu rencana yang memuat garis-garis besar dari suatu susunan yang akan dibuat
dan berisi rangkaian ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas,
terstruktur, dan teratur. Sedangkan karangan adalah sebuah karya tulis yang
digunakan untuk menyampaikan suatu gagasan kepada pembaca. Jadi kerangka
karangan adalah suatu suatu rencana atau rancangan yang memuat garis besar atau
ide suatu kaya tulis yang disusun dengan sistematis dan terstruktur.
Fungsi atau Manfaat Kerangka Karangan :
1.
Untuk memudahkan penulisan sebuah karya tulis agar
menjadi lebih sistematis dan rapih.
2.
Untuk mencegah penulis keluar dari ide awal yang akan
dibahas dalam suatu karangan yang akan digarap.
3.
Untuk mencegah penulis membahas suatu ide atau
topik bahasan yang sudah dibahas sebelumnya.
4.
Untuk memudahkan penulis mencari informasi pendukung
suatu karangan yang berupa data atau fakta.
5.
Untuk membantu penulis mengembangkan ide-ide yang akan
ditulis di dalam suatu karangan agar karangan menjadi lebih variatif dan
menarik.
Cara Membuat
Kerangka Karangan :
1.
Merumuskan tema dan menetukan judul suatu karangan
Sebelum membuat
karangan, tentukanlah dahulu tema karangan yang akan dibuat. Tema ini yang akan
mempengaruhi seluruh isi dari karangan yang akan dibuat. Pilihlah tema-tema
yang sedang hangat atau tema yang menjadi kesenangan Anda. Hal ini akan sangat
membatu untuk mengembangkan
karangan.
Setelah
mendaptkan tema, tentukan juga judul karangan yang akan dibuat. Usahakan membuat judul yang singkat dan menarik
pembaca untuk membaca karangan tersebut.
2.
Mengumpulkan bahan
Setelah mendapatkan
tema, yang harus dilakukan adalah mengumpulkan bahan pendukung yang berupa
topik-topik yang berhubungan dengan tema untuk dikembangkan menjadi sebuah
karangan. Topik-topik tersebut
antara lain, pengertian, tujuan, jenis, contoh, dan lain-lain. Catatlah
semua topik yang terlintas di dalam pikiran untuk memudahkan penseleksian bahan
atau topik.
3.
Menseleksi bahan
Setelah mendapatkan
topik, seleksilah topik-topik tersebut yang sesuai dengan tema karangan dan
penting. Hindari membahas topik-topik yang tidak penting untuk di bahas.
4.
Mengembangkan kerangka karangan
Jika sudah
mendapatkan tema, judul dan topik, buatlah karangan yang utuh dengan cara
mengembangkan kerangka karangan yang telah dibuat. Perluas topik-topik yang
telah ditentukan pada kerangka dan usahakan jangan membahas topik yang tidak
ada di dalam kerangka karangan.
Pola Susunan Outline
1.
Pola Ilmiah : Suatu urutan unit-unit kerangka karangan
sesuai dengan kenyataan yang nyata di alam.
·
Urutan waktu : Urutan yang didasarkan pada urutan peristiwa atau
kejadian. Biasanya tulisan
seperti ini kurang menarik minat pembaca.
·
Urutan ruang : Mempunyai hubungan yang sangat erat dengan
ruang atau tempat . Urutan ini biasa digunakan dalam tulisan-tulisan yang
bersifat deskriptif.
·
Urutan topik yang ada : Suatu peristiwa yang sudah di
kenal dengan bagian-bagian tertentu. Untuk menggambarkan hal tersebut secara
lengkap, mau tidak mau bagian-bagian itu harus di jelaskan berturut-turut dalam
karangan itu, tanpa mempersoalkan bagian mana lebih penting dari lainnya, tanpa
memberi tanggapan atas bagian-bagiannya itu.
2.
Pola Logis : Tanggapan yang sesuai dengan jalan pikiran
untuk menemukan landasan bagi setiap persoalan, mampu di tuang dalam suatu
susunan atau urutan logis.
·
Urutan klimaks dan antiklimaks : Urutan ini timbul
sebagai tanggapan penulis yang berpendirian bahwa posisi tertentu dari suatu
rangkaian merupakan posisi yang paling tinggi kedudukannya atau yang paling
menonjol.
·
Urutan kausal : Mencakup dua pola yaitu urutan dari sebab ke akibat
dan urutan akibat ke sebab. Pada pola pertama suatu masalah di anggap sebagai
sebab, yang kemudian di lanjutkan dengan perincian-perincian yang menelusuri
akibat-akibat yang
mungkin terjadi. Urutan ini sangat efektif dalam penulisan sejarah atau dalam
membicarakan persoalan-persoalan
yang di hadapi umat manusia pada umumnya.
·
Urutan pemecahan masalah : Di mulai dari suatu
masalah tertentu, kemudian bergerak menuju kesimpulan umum atau pemecahan atas
masalah tersebut. Sekurang-kurangnya uraian yang mempergunakan landasan
pemecahan masalah terdiri dari tiga bagian utama, yaitu deskripsi mengenai
peristiwa atau persoalan tadi, dan akhirnya alternative-alternatif untuk jalan
keluar dari masalah yang di hadapi tersebut.
·
Urutan umum-khusus : Dimulai dari pembahasan
topik secara menyeluruh (umum), lalu di ikuti dengan pembahasan secara
terperinci (khusus).
·
Urutan familiaritas : Urutan familiaritas
dimulai dengan mengemukakan sesuatu yang sudah di kenal, kemudian berangsur-angsur pindah
kepada hal-hal yang kurang
di kenal atau belum di kenal. Dalam keadaan-keadaan tertentu cara ini
misalnya di terapkan dengan mempergunakan analogi.
·
Urutan akseptabilitas : Urutan akseptabilitas
mirip dengan urutan familiaritas. Bila urutan familiaritas mempersoalkan apakah
suatu barang atau hal sudah dikenal atau tidak oleh pembaca, maka urutan
akseptabilitas mempersoalkan apakah suatu gagasan di terima atau tidak oleh
para pembaca, apakah suatu pendapat di setujui atau tidak oleh para pembaca.
Sumber :
Pra Penulisan Karya Ilmiah
Langkah-langkah menulis setiap
orang berbeda-beda, akan tetapi setiap orang kebanyakan melalui kegiatan
merencanakan, menulis, merefleksikan, dan merevisi. Kegiatan merencanakan meliputi mengumpulkan
bahan, menentukan tujuan, menentukan pembaca, dan membuat krangka tulisan atau
sistematika tulisan. Kegiatan menulis meliputi kegiatan mengembangkan
sistematika yang telah disusun pada tahap perencanaan menjadi sebuah draf atau
konsep tulisan. Pada tahap ini, penulis membiarkan pikiran-pikiran mengalir
tanpa terganggu dengan kaidah-kaidah kebahasaan sampai terwujud sebuah tulisan
utuh. Kagiatan refleksi merupakan kegiatan meninjau kembali draf dari
berbagai aspek misalnya kebahasaannya, kesesuaian dengan rancangan awal,
keruntutan gagasan, dan kemanfaatan tulisan. Kegiatan merevisi merupakan
kegiatan akhir yang dilakukan penulis. Penulis memperbaiki dan menyempurnakan
draf tulisan, termasuk membetulkan kesalahan-kesalahan dari seluruh aspek.
Kerangka
Penyusunan Karya ilmiah terdiri dari:
1. Judul
2. Lembar Pengesahan
3. Abstrak/Ringkasan
4. Kata Pengantar
5. Daftar Isi
6. Daftar Tabel
7. Daftar Gambar
8. Daftar Lampiran
9. Daftar Istilah dan atau Daftar
Singkatan [kalau ada]
10. BAB I Pendahuluan (latar belakang,
identifikasi masalah, maksud dan tujuan, kegunaan penelitian, kerangka
pemikiran)
11. BAB II Tinjauan Pustaka
12. BAB III Bahan dan Metode Penelitian
(bentuk penelitian, subjek penelitian, ukuran sampel, definisi operasional,
variabel penelitian, prosedur penelitian, cara pemeriksaan/pengukuran, analisis
data, tempat dan waktu penelitian, jadwal penelitian, alur penelitian)
13. BAB IV Hasil Penelitian dan
Pembahasan
14. BAB V Kesimpulan dan Saran
15. Daftar Pustaka
16. Lampiran.
Teknik Penyusunan Karya ilmiah Kerangka Penyusunan
Karya Ilmiah. Dalam penyusunan karya ilmiah terdapat lima tahap antara lain.
1. Tahap Persiapan
a. Pemilihan masalah atau topik dan
mempertimbangkan
b. Pembatasan topik atau penentuan
judul
c. Pembuatan kerangka karangan (outline)
2. Tahap Pengumpulan data
a. Pencarian keterangan dari bhn bacaan
atau referensi.
b. Pengumpulan keterangan dari pihak-pihak
yang mengetahui masalah yang akan dijadikan tema dalam karya ilmiah.
c. Pengamatan langsung (observasi) ke
obyek yang akan diteliti dan dijadikan tema dari karya ilmiah.
d. Melakukan percobaan dilabolatorium atau
pengujian data di lapangan.
3. Tahap Pengorganisasian.
a. Pengelompokan bahan untuk
mengorganisasikan bagian mana yang akan temasuk dalam karya ilmiah, data yang
telah terkumpul diseleksi kembali dan dikelompokan sesuai jenis, sifat dan
bentuk data.
b. Pengkonsepan karya ilmiah dilakuakn sesuai
dengan urutan dalam kerangka karangan yang telah ditetapkan.
4. Tahap Pemeriksaan/ penyunting konsep.
a. Melengkapi data yang dirasa masih kurang.
b. Membuang dan mengedit data yang dirasa
tidak relevan serta tidak cocok dengan pokok bahasan karya ilmiah.
c. Mengedit setiap kata-kata dalam karya
ilmiah untuk menghindari penyajian bahan-bahan secara berulang-ulang atau
terjadi tumpang tindih antara tulisan satu dengan tulisan yang lain.
d. Mengedit setiap bahasa yang ada dalam
karya ilmiah untuk menghindari pemakaian bahasa yang kurang efektif, contoh
dalam penyusunan dan pemilihan kata, penyesuaian kalimat, penyesuaian
paragraph, maupun penerapan kaidah ejaan sesuai EYD
5. Tahap Penyajian.
a. Teknik penyajian karya ilmiah harus dengan
memperhatikan segi kerapian dan kebersihan, Tata
letak (layout) unsure-unsur dalam format karya ilmiah, memakai standar yang
berlaku dalam penulisan karya ilmiah.
Sumber :
Kamis, 21 April 2016
DATA, POPULASI, DAN SAMPEL
Pengertian Data
Data adalah catatan atas kumpulan fakta. Data merupakan bentuk jamak dari datum, berasal dari bahasa Latin yang berarti "sesuatu yang diberikan". Dalam penggunaan
sehari-hari data berarti suatu pernyataan yang diterima secara apa adanya. Pernyataan ini adalah hasil pengukuran atau pengamatan
suatu variabel yang bentuknya dapat berupa angka, kata-kata, atau
citra.
Dalam keilmuan
(ilmiah), fakta dikumpulkan untuk menjadi data. Data kemudian diolah sehingga
dapat diutarakan secara jelas dan tepat sehingga dapat dimengerti oleh orang
lain yang tidak langsung mengalaminya sendiri, hal ini dinamakan deskripsi. Pemilahan banyak data sesuai dengan persamaan atau
perbedaan yang dikandungnya dinamakan klasifikasi.
Dalam pokok bahasan Manajemen
Pengetahuan, data dicirikan sebagai sesuatu
yang bersifat mentah dan tidak memiliki konteks. Dia sekadar ada dan tidak memiliki
signifikansi makna di luar keberadaannya itu. Dia bisa muncul dalam berbagai bentuk, terlepas dari apakah dia bisa
dimanfaatkan atau tidak. Menurut berbagai
sumber lain, data dapat juga didefinisikan sebagai berikut:
·
Menurut kamus bahasa
inggris-indonesia, data berasal dari kata datum yang berarti fakta
·
Dari sudut pandang bisnis, data bisnis adalah deskripsi
organisasi tentang sesuatu (resources) dan kejadian (transactions)yang terjadi
·
Pengertian yang lain
menyebutkan bahwa data adalah deskripsi dari suatu kejadian yang kita hadapi
intinya data itu adalah suatu fakta-fakta tertentu
sehingga menghasilkan suatu kesimpulan dalam menarik suatu keputusan
Jenis – Jenis Data
Jenis-jenis data dapat
dibagi berdasarkan sifatnya, sumbernya, cara memperolehnya, dan waktu
pengumpulannya.
1. Menurut sifatnya, jenis-jenis data yaitu :
-
Data Kualitatif : data
yang tidak berbentuk angka, misalnya : Kuesioner Pertanyaan tentang suasana
kerja, kualitas pelayanan sebuah rumah sakit atau gaya kepemimpinan, dll.
-
Data Kuantitatif : data
yang berbentuk angka, misalnya : harga saham, besarnya pendapatan, dll.
2.
Jenis-jenis data menurut sumbernya, antara lain :
-
Data Internal : data dari dalam
suatu organisasi yang menggambarkan keadaan organisasi tersebut. Contohnya :
suatu perusahaan, jumlah karyawannya, jumlah modalnya, atau jumlah produksinya,
dll.
-
Data Eksternal : data
dari luar suatu organisasi yang dapat menggambarkan faktor-faktor yang mungkin
mempengaruhi hasil kerja suatu organisasi. Misalnya : daya beli masyarakat
mempengaruhi hasil penjualan suatu perusahaan.
3.
Jenis-jenis data menurut cara memperolehnya, antara lain :
-
Data Primer (primary
data) : data yang dikumpulkan sendiri oleh perorangan atau suatu organisasi
secara langsung dari objek yang diteliti dan untuk kepentingan studi yang
bersangkutan yang dapat berupa interview, observasi.
-
Data Sekunder (secondary
data) : data yang diperoleh atau dikumpulkan dan disatukan oleh studi-studi
sebelumnya atau yang diterbitkan oleh berbagai instansi lain. Biasanya sumber
tidak langsung berupa data dokumentasi dan arsip-arsip resmi.
4.
Jenis-jenis data menurut waktu pengumpulannya, antara
lain :
-
Data cross section : data
yang dikumpulkan pada suatu waktu tertentu (at a point of time) untuk
menggambarkan keadaan dan kegiatan pada waktu tersebut. Misalnya : data
penelitian yang menggunakan kuesioner.
-
Data berkala (time
series data) : data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk melihat
perkembangan suatu kejadian/kegiatan selama periode tersebut. Misalnya : perkembangan
uang beredar, harga 9 macam bahan pokok penduduk.
Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan
faktor penting demi keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan
bagaimana cara mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan.
Jenis sumber data
adalah mengenai dari mana data diperoleh. Apakah data diperoleh dari sumber
langsung (data primer) atau data diperoleh dari sumber tidak langsung (data
sekunder).
Metode Pengumpulan
Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode
menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan penggunaannya melalui angket,
wawancara, pengamatan, tes, dkoumentasi dan sebagainya.
Sedangkan Instrumen Pengumpul Data merupakan alat
yang digunakan untuk mengumpulkan data. Karena berupa alat, maka
instrumen dapat berupa lembar cek list, kuesioner (angket terbuka / tertutup),
pedoman wawancara, camera photo dan lainnya.
Adapun tiga
teknik pengumpulan data yang biasa digunakan adalah angket, observasi dan
wawancara.
1. Angket
Angket
/ kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang
dijadikan responden untuk dijawabnya.
Meskipun
terlihat mudah, teknik pengumpulan data melalui angket cukup sulit dilakukan
jika respondennya cukup besar dan tersebar di berbagai wilayah. Beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam penyusunan angket menurut Uma Sekaran (dalam
Sugiyono, 2007) terkait dengan prinsip penulisan angket, prinsip pengukuran dan
penampilan fisik. Prinsip Penulisan
angket menyangkut beberapa faktor antara lain :
-
Isi dan tujuan pertanyaan artinya jika isi pertanyaan
ditujukan untuk mengukur maka harus ada skala yang jelas dalam pilihan jawaban.
-
Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan
responden. Tidak mungkin menggunakan bahasa yang penuh istilah-istilah bahasa
Inggris pada responden yang tidak mengerti bahasa Inggris, dsb.
-
Tipe dan bentuk
pertanyaan apakah terbuka atau terturup. Jika terbuka artinya jawaban yang
diberikan adalah bebas, sedangkan jika pernyataan tertutup maka responden hanya
diminta untuk memilih jawaban yang disediakan.
2. Observasi
Obrservasi
merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap
dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan untuk merekam
berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk
mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan
pada responden yang tidak terlalu besar.
·
Participant
Observation
Dalam observasi ini, peneliti secara langsung terlibat
dalam kegiatam sehari-hari orang atau situasi yang diamati sebagai sumber data.
Misalnya seorang guru dapat melakukan observasi mengenai bagaimana perilaku
siswa, semangat siswa, kemampuan manajerial kepala sekolah, hubungan antar
guru, dsb.
·
Non participant
Observation
Berlawanan dengan participant Observation, Non
Participant merupakan observasi yang penelitinya tidak ikut secara langsung
dalam kegiatan atau proses yang sedang diamati. Misalnya penelitian tentang
pola pembinaan olahraga, seorang peneliti yang menempatkan dirinya sebagai
pengamat dan mencatat berbagai peristiwa yang dianggap perlu sebagai data
penelitian.
Kelemahan
dari metode ini adalah peneliti tidak akan memperoleh data yang mendalam karena
hanya bertindak sebagai pengamat dari luar tanpa mengetahui makna yang
terkandung di dalam peristiwa. Alat yang digunakan dalam teknik observasi ini
antara lain : lembar cek list, buku catatan, kamera photo, dll.
3.
Wawancara
Wawancara
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya
jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap nara sumber atau
sumber data.
Wawancara
pada penelitian sampel besar biasanya hanya dilakukan sebagai studi pendahuluan
karena tidak mungkin menggunakan wawancara pada 1000 responden, sedangkan pada
sampel kecil teknik wawancara dapat diterapkan sebagai teknik pengumpul data
(umumnya penelitian kualitatif). Wawancara
terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.
-
Wawancara terstruktur artinya peneliti telah mengetahui
dengan pasti apa informasi yang ingin digali dari responden sehingga daftar
pertanyaannya sudah dibuat secara sistematis. Peneliti juga dapat menggunakan
alat bantu tape recorder, kamera photo, dan material lain yang dapat membantu
kelancaran wawancara.
-
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas, yaitu
peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan yang akan
diajukan secara spesifik, dan hanya memuat poin-poin penting masalah yang ingin
digali dari responden.
Pengertian Populasi
Populasi merupakan
wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek yang memiliki kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Yang dimaksud dengan populasi di sini ialah
tidak hanya terpaku pada makhluk hidup, akan tetapi juga semua obyek penelitian
yang dapat diteliti. Populasi tak hanya meliputi jumlah obyek yang
ditelitii, akan tetapi meliputi semua karakteristik serta sifat- sifat
yang dimiliki obyek tersebut.
Pengertian Sampel
Sampel merupakan sebagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi. Atau sampel juga bisa disebut sebagai bagian kecil dari
anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu yang dapat mewakili
populasinya. Sampel digunakan jika populasi yang di teliti besar, dan peneliti
tidak mungkin mempelajari seluruh populasi. Kendala tersebut dapat terjadi
karena adanya keterbatasan biaya, tenaga dan waktu yang di miliki peneliti. Sampel yang akan digunakan dari populasi haruslah
benar-benar dapat mewakili populasi yang diteliti.
Sumber :
Langganan:
Postingan (Atom)