Untuk memperoleh pengetahuan ilmiah dapat digunakan
dua jenis penalaran, yaitu Penalaran Deduktif dan Penalaran
Induktif. Untuk penulisan kali ini saya akan mencoba membahas
tentang penalaran Induktif.
Penalaran
Induktif adalah penalaran yang diawali dengan menjelaskan
permasalahan-permasalahan khusus (mengandung pembuktian dan contoh-contoh
fakta) yang diakhiri dengan kesimpulan yang berupa pernyataan umum. Dalam hal ini penalaran induktif merupakan kebalikan dari
penalaran deduktif. Untuk turun ke lapangan dan melakukan
penelitian tidak harus memliki konsep secara canggih tetapi cukup mengamati
lapangan dan dari pengamatan lapangan tersebut dapat ditarik generalisasi dari
suatu gejala.
Dalam konteks ini,
teori bukan merupakan persyaratan mutlak tetapi kecermatan dalam menangkap
gejala dan memahami gejala merupakan kunci sukses untuk dapat mendiskripsikan
gejala dan melakukan generalisasi.Di dalam penalaran induktif
terdapat tiga bentuk penalaran induktif, yaitu generalisasi, analogi dan
hubungan kausal..
Pada saat ini remaja lebih menyukai
tari-tarian dari barat seperti breakdance, Shuffle, salsa (dan Kripton), modern dance dan
lain sebagainya. Begitupula dengan jenis
musik umumnya mereka menyukai rock, blues, jazz, maupun reff tarian dan kesenian tradisional
mulai ditinggalkan dan beralih mengikuti tren barat. Penerimaan terhadap bahaya
luar yang masuk tidak disertai dengan pelestarian budaya sendiri. Kesenian dan
budaya luar perlahan-lahan menggeser kesenian dan budaya tradisional.
Jenis-jenis Penalaran Induktif :
1.
Generalisasi
Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk
semua atau sebagian besar gejala yang diminati generalisasi mencakup ciri –
ciri esensial, bukan rincian. Dalam pengembangan karangan, generalisasi
dibuktikan dengan fakta, contoh, data statistik, dan lain-lain.
Contoh generalisasi :
Jika
ada udara, manusia akan hidup.
Jika
ada udara, hewan akan hidup.
Jika
ada udara, tumbuhan akan hidup.
v Jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.
Didalam generalisasi terdapat macam-macam generalisasi diantara nya
sebagai berikut :
1)
Generalisasi
sempurna
Generalisasi
dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penimpulan diselidiki. Generalisasi macam ini memberikan kesimpilan amat
kuat dan tidak dapat diserang. Tetapi tetap saja yang belum diselidiki.
Contoh : sensus penduduk
2)
Generalisasi
tidak sempurna
Generalisasi berdasarkan sebagian fenomena untuk
mendapatkan kesimpulan yang berlaku bagi fenomena sejenis yang belum
diselidiki.
Contoh : Hampir seluruh pria dewasa di Indonesia senang
memakai celana pantaloon.
Generalisasi yang tidak sempurna juga dapat menghasilkan
kebenaran apabila melalui prosedur pengujian yang benar. Prosedur pengujian
atas generalisasi tersebut adalah :
·
Jumlah sampel yang diteliti terwakili.
·
Sampel harus bervariasi.
·
Mempertimbangkan hal-hal yang menyimpang dari fenomena
umum/ tidak umum.
Analogi adalah suatu proses yag bertolak dari peristiwa
atau gejala khusus yang satu sama lain memiliki kesamaan untuk menarik sebuah
kesimpulan. Karena titik tolak penalaran ini adalah kesamaan karakteristik di
antara dua hal, maka kesimpulannya akan menyiratkan ”Apa yang berlaku pada satu
hal, akan pula berlaku untuk hal lainya”. Dengan demikian, dasar
kesimpula yang digunakan merupakan ciri pokok atau esensial dari dua hal yang
dianalogikan.
Contoh analogi
:
Demikian pula
dengan manusia yang tidak berilmu dan tidak berperasaan, ia akan sombong dan
garang. Oleh karena itu, kita sebagai manusia apabila diberi kepandaian dan
kelebihan, bersikaplah seperti padi yang selalu merunduk.
v Analogi mempunyai
4 fungsi,antara lain :
a.
Membandingkan
beberapa orang yang memiliki sifat kesamaan.
b.
Meramalkan kesaman.
c.
Menyingkapkan kekeliruan.
d.
klasifikasi
Penalaran
induktif dengan melalui hubungan kausal (sebab akibat) merupakan penalaran yang
bertolak dari hukum kausalitas bahwa semua peristiwa yang terjadi di dunia ini
terjadi dalam rangkaian sebab akibat. Tak ada suatu gejala atau kejadian pun yang muncul
tanpa penyebab. Cara
berpikir seperti itu sebenarnya lazim digunakan dalam kehidupan sehari-hari,
seperti halnya dalam dunia ilmu pengetahuan.
Contoh :
1)
Ketika seorang ibu melihat awan tebal menggantung, dia
segera memunguti pakaian yang sedang dijemurnya. Tindakannya itu terdorong oleh
pengalamannya bahwa mendung tebal (sebab) adalah pertanda akan turun hujan
(akibat).
2)
Seorang petani menanam berbagai jenis pohon
dipekarangannya, tanaman tersebut dia sirami, dia rawat dan dia beri pupuk.
Anehnya, tanaman itu bukannya semakin segar, melainkan layu bahkan mati.
Tanaman yang mati dia cabuti. Ia melihat ternyata akar-akarnya rusak da
dipenuhi rayap. Berdasarkan temuannya itu, petani tersebut menyimpulkan bahwa
biang keladi rusaknya tanaman (akibat) adalah rayap (sebab).
Paragraf berpola induktif memiliki ciri-ciri sebagai
berikut :
1) Letak kalimat
utama di akhir paragraf
2) Diawali dengan
uraian/penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan pernyataan umum
3) Paragraf induktif diakhiri dengan kesimpulan
Sumber :