Karya ilmiah atau tulisan ilmiah adalah karya
seorang ilmuan yang ingin mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
yang diperolehnya melalui kepustakaan, kumpulan pengalaman, penelitian dan
pengetahuan orang lain. Definisi lain menyatakan bahwa karya tulis ilmiah
adalah serangkaian kegiatan penulisan yang didasarkan pada pengkajian atau
penelitian ilmiah yang ditulis secara sistematis menggunakan bahasa
prinsip-prinsip ilmiah. Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
karya ilmiah merupakan karya dari seorang penulis yang ingin memaparkan
pengetahuannya melalui sebuah tulisan yang diperoleh dari penelitian serta
ditulis secara sistematis.
Seperti yang telah
dituliskan di atas bahwa sebuah karya ilmiah dibuat berdasarkan sistematika
penulisan, maka pada kesempatan kali ini kami akan memaparkan tentang Sistematika
Penulisan Karya Ilmiah, yaitu :
JUDUL
ABSTRAK
LEMBAR PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
BABI. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
1. Tujuan Penulisan
2. Manfaat Penulisan
BAB II. KAJIAN TEORETIS DAN METODOLOGI
PENULISAN
A. Kajian Teoretis
B. Kerangka Berpikir
C. Metodologi Penulisan
BAB III. PEMBAHASAN (judul sesuai topik
masalah yang dibahas)
A. Deskripsi Kasus
B. Analisis Kasus
BAB IV. KESIMPULAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
(termasuk sinopsis gambaran umum perusahaan yang ditulis)
Pengertian
Metode Ilmiah
Metode Ilmiah merupakan suatu proses keilmuan dalam
memperoleh pengetahuan secara sistematatis berdasarkan bukti yang nyata guna
memperoleh penyelesaian dari permasalahan yang sedang dihadapi. Proses keilmuan dilakukan untuk memperoleh
pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisik. Sistematis disini
memiliki arti bahwa dalam usaha menemukan kebenaran dan menjabarkan pengetahuan
yang diperoleh menggunakan langkah-langkah tertentu yang teratur dan terarah
sehingga menjadi suatu keseluruhan yang terpadu.
1.
Metode ilmiah
merupakan proses berpikir untuk memecahkan masalah
Metode ilmiah berangkat dari
suatu permasalahan yang perlu dicari jawaban atau pemecahannya. Proses berpikir ilmiah dalam metode ilmiah tidak
berangkat dari sebuah asumsi, atau simpulan, bukan pula berdasarkan data
atau fakta khusus. Proses berpikir untuk memecahkan masalah lebih berdasar
kepada masalah nyata. Untuk memulai suatu metode ilmiah, maka dengan demikian
pertama-tama harus dirumuskan masalah apa yang sedang dihadapi dan sedang
dicari pemecahannya. Rumusan permasalahan ini akan menuntun proses selanjutnya.
2. Pada Metode Ilmiah,
proses berpikir dilakukan secara sistematis
Dalam
metode ilmiah, proses berpikir dilakukan secara sistematis dengan bertahap,
tidak zig-zag. Proses berpikir yang sistematis ini dimulai dengan kesadaran
akan adanya masalah hingga terbentuk sebuah kesimpulan. Dalam metode ilmiah,
proses berpikir dilakukan sesuai langkah-langkah metode ilmiah secara
sistematis dan berurutan.
3.
Metode ilmiah
didasarkan pada data empiris
Setiap metode ilmiah selalu
disandarkan pada data empiris. maksudnya adalah, bahwa masalah yang hendak
ditemukan pemecahannya atau jawabannya itu harus tersedia datanya, yang
diperoleh dari hasil pengukuran secara objektif. Ada
atau tidak tersedia data empiris merupakan salah satu kriteria penting dalam
metode ilmiah. Apabila sebuah masalah dirumuskan lalu dikaji tanpa data
empiris, maka itu bukanlah sebuah bentuk metode ilmiah.
4.
Pada metode
ilmiah, proses berpikir dilakukan secara terkontrol
Di
saat melaksanakan metode ilmiah, proses berpikir dilaksanakan secara
terkontrol. Maksudnya terkontrol disini adalah, dalam berpikir secara ilmiah
itu dilakukan secara sadar dan terjaga, jadi apabila ada orang lain yang juga
ingin membuktikan kebenarannya dapat dilakukan seperti apa adanya. Seseorang
yang berpikir ilmiah tidak melakukannya dalam keadaan berkhayal atau bermimpi,
akan tetapi dilakukan secara sadar dan terkontrol.
Langkah-Langkah Metode
Ilmiah
Karena metode ilmiah dilakukan secara sistematis dan
berencana, maka terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan secara urut dalam
pelaksanaannya. Setiap langkah atau
tahapan dilaksanakan secara terkontrol dan terjaga. Adapun langkah-langkah
metode ilmiah adalah sebagai berikut:
1. Merumuskan masalah.
Berpikir ilmiah melalui metode
ilmiah didahului dengan kesadaran akan adanya masalah. Permasalahan ini kemudian harus dirumuskan dalam
bentuk kalimat tanya. Dengan penggunaan kalimat tanya diharapkan akan memudahkan
orang yang melakukan metode ilmiah untuk mengumpulkan data yang dibutuhkannya,
menganalisis data tersebut, kemudian menyimpulkannya.Permusan masalah adalah
sebuah keharusan. Bagaimana mungkin memecahkan sebuah permasalahan dengan
mencari jawabannya bila masalahnya sendiri belum dirumuskan?
2. Merumuskan hipotesis.
Hipotesis
adalah jawaban sementara dari rumusan masalah yang masih memerlukan pembuktian
berdasarkan data yang telah dianalisis. Dalam metode ilmiah dan proses berpikir
ilmiah, perumusan hipotesis sangat penting. Rumusan hipotesis yang jelas dapat
memabntu mengarahkan pada proses selanjutnya dalam metode ilmiah. Seringkali
pada saat melakukan penelitian, seorang peneliti merasa semua data sangat
penting. Oleh karena itu melalui rumusan hipotesis yang baik akan memudahkan
peneliti untuk mengumpulkan data yang benar-benar dibutuhkannya. Hal ini
dikarenakan berpikir ilmiah dilakukan hanya untuk menguji hipotesis yang telah
dirumuskan.
3. Mengumpulkan data.
Pengumpulan data merupakan
tahapan yang agak berbeda dari tahapan-tahapan sebelumnya dalam metode ilmiah. Pengumpulan data dilakukan di lapangan. Seorang
peneliti yang sedang menerapkan metode ilmiah perlu mengumpulkan data
berdasarkan hipotesis yang telah dirumuskannya. Pengumpulan data memiliki peran
penting dalam metode ilmiah, sebab berkaitan dengan pengujian hipotesis.
Diterima atau ditolaknya sebuah hipotesis akan bergantung pada data yang
dikumpulkan.
4. Menguji hipotesis.
Sudah disebutkan sebelumnya
bahwa hipotesis adalah jawaban sementaradari suatu permasalahan yang telah
diajukan. Berpikir ilmiah pada
hakekatnya merupakan sebuah proses pengujian hipotesis. Dalam kegiatan atau
langkah menguji hipotesis, peneliti tidak membenarkan atau menyalahkan
hipotesis, namun menerima atau menolak hipotesis tersebut. Karena itu, sebelum
pengujian hipotesis dilakukan, peneliti harus terlebih dahulu menetapkan taraf
signifikansinya. Semakin tinggi taraf signifikansi yang tetapkan maka akan
semakin tinggi pula derjat kepercayaan terhadap hasil suatu penelitian.Hal ini
dimaklumi karena taraf signifikansi berhubungan dengan ambang batas kesalahan
suatu pengujian hipotesis itu sendiri.
5. Merumuskan kesimpulan.
Langkah paling akhir dalam
berpikir ilmiah pada sebuah metode ilmiah adalah kegiatan perumusan kesimpulan.
Rumusan simpulan harus bersesuaian
dengan masalah yang telah diajukan sebelumnya. Kesimpulan atau simpulan ditulis
dalam bentuk kalimat deklaratif secara singkat tetapi jelas. Harus dihindarkan
untuk menulis data-data yang tidak relevan dengan masalah yang diajukan,
walaupun dianggap cukup penting. Ini perlu ditekankan karena banyak peneliti
terkecoh dengan temuan yang dianggapnya penting, walaupun pada hakikatnya tidak
relevan dengan rumusan masalah yang diajukannya.
Tujuan, manfaat dan kriteria
Tujuan dalam
mempelajari metode ilmiah adalah salah satu bentuk harapan untuk masa
depan. Oleh karena itu, dalam penulisan ilmiah kita tidak diperbolehkan
asal menulis atau mengindahkan kaidah-kaidah dalam penulisan ilmiah. Dalam penulisan
ilmiah, kita harus mempunyai metode agar tulisan dapat dipahami dan dimengerti
oleh pembaca dikemudian hari. Berikut beberapa tujuan dalam mempelajari
metode ilmiah :
a.
Meningkatkan keterampilan dalam mengorganisasikan dan
menyajikan fakta secara sistematis,
b.
Meningkatkan
keterampilan dalam menulis berbagai karya tulis,
c.
Meningkatkan
pengetahuan tentang mekanismen penulisan karangan ilmiah.
Selain tujuan, terdapat pula manfaat yang diperoleh dari metode ilmiah. Berikut manfaat dari metode ilmiah :
1.
Untuk
menghasilkan penemuan berguna,
2. Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan,
3. Untuk memecahkan
suatu masalah dengan penalaran,
4. Untuk mengungkapkan kembali rahasia alam yang belum
terungkap.
Kriteria Metode Ilmiah
supaya dapat digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :
a. Berdasarkan fakta,
b.
Bebas dari
prasangka,
c.
Menggunakan
prinsip analisa,
d. Menggunakan hipotesa.
Sumber :
Karlina, Alita
Linjzia., dkk. 2013. “Makalah Metode Ilmiah, Sikap Ilmiah dan Langkah-Langkah
Operasional Metode Ilmiah”. Dalam http://deskamudina.blogspot.com/2013/02/makalah-metode-ilmiah-sikap-ilmiah_12.html
Afritayuanita.
2011. “ Apa itu Metode Ilmiah??”. Dalam http://afritayuanita.wordpress.com/2011/02/24/apa-itu-metode-ilmiah/
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar